Minggu, 25 Januari 2015

Patofisiologi Obesitas

PATOFISIOLOGI OBESITAS

Definisi :
Obesitas adalah deposisi lemak yang berlebih di dalam jaringan lemak sebagai akibat dari makan yang banyak melebihi keperluan pemakaian energi
  1. Tiap 9,3 kalori energi berlebih masuk ke dalam badan menimbulkan 1 gram lemak yang disimpan
  2. Berat badan pada obesitas 38% lebih berat dari normal, jika 45% dinamakan berat obesitas yang berlebih.
  3. Sebagai penyebabnya : pemakaian yang tidak efektif pada mobilisasi lemak dari depo lemak oleh lipase jaringan, sedangkan sintesis dan penyimpanan lemak berjalan normal.
Penentuan Obesitas
1. Pada bayi normal baru lahir jaringan lemak kurang lebih 10% dari seluruh jaringan tubuh.
2. Pada anak laki-laki nonobes jaringan lemak kira-kira antara 10-15% dari seluruh jaringan tubuh. Pada anak perempuan normal, jaringan lemak kira-kira 15-20% dari jaringan tubuh.
3. Penentuan obes yang sangat mudah adalah rasio berat/tinggi, berat dalam kilogram dibagi dengan tinggi dalam meter kwadrat dan ini yang dinamakan indeks massa tubuh (Body Mass Index = BMI).  

Etologi Obesitas
   
1. FAKTOR GENETIK
   kita seringkali menjumpai orangtua yang gemuk cenderung memiliki anak-anak yang gemuk pula. Hal ini dimungkinkan karena pada saat ibu yang obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan kepada sang bayi selama dalam kandungan.
 
2. KERUSAKAN PADA SALAH SATU BAGIAN OTAK
    Sistem pengontrol yang mengatur perilaku makan terletak pada suatu bagian otak yang disebut hipotalamus sebuah kumpulan inti sel dalam otak yang langsung berhubungan dengan bagian-bagian lain dalam otak dan kelenjar dibawah otak. Hipotalamus mengandung lebih banyak pembuluh darah dan daerah lain pada otak, sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh unsur kimiawi dan darah
    Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makan yaitu hipotalamus lateral (HL) yang menggerakan nafsu makan (awal atau pusat makan); hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas merintangi nafsu makan (pemberhentian atau pusat kenyang)
 
3. POLA MAKAN BERLEBIHAN

Orang yang kegemukan lebih responsif dibanding dengan orang berberat badan normal terhadap isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau makanan, atau saatnya waktu makan.
Orang yang gemuk cenderung makan bila ia merasa ingin makan, bukan makan pada saat ia lapar.

4. KURANG GERAK ATAU OLAHRAGA
Tingkat pengeluaran energi tubuh sangat peka terhadap pengendalian berat tubuh
Pengeluaran energi tergantung dari dua faktor:
   1) Tingkat aktivitas dan olahraga secara umum, bertanggungjawab 1/3 dari pengeluaran energi orang normal.
  2) Angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi minimal tubuh, bertanggungjawab 2/3 dari pengeluaran energi orang normal.
    3) Olahraga atau aktivitas menyebabkan pembakaran kalori yang pada akhirnya akan meningkatakn metabolisme basal.
   4) Dan sebaliknya orang dengan aktivitas yang rendah akan menurunkan metabolisme basal.
  5. FAKTOR EMOSIONAL

    Penelitian McKenna (1999), pada orang obesitas nafsu makan cenderung meningkat pada saat fikiran tegang.
6. FAKTOR LINGKUNGAN
7. FAKTOR SOSIAL
   Di Negara-negara maju obesitas banyak di temukan pada golongan ekonomi rendah, sedangkan di Negara-negara berkembang banyak diketemukan pada golongan ekomoni menengah atas. 
Hal tersebut dimungkinkan adanya pandangan sosial di Negara berkembang bahwa ke suksesan dan karier suami dinilai dari gizi dengan memandang ukuran tubuh istri dan anak-anaknya, jika mereka gemuk berarti suami sukses dan sebaliknya. Di tambah pula adanya anggapan bahwa gemuk adalah kemakmuran.  
       8. FAKTOR KOMPENSASI
Problema sosial umumnya sangat dirasakan oleh wanita terutama ibu-ibu rumah tangga. Misalnya banyak tugas rumah tangga yang harus diselesaikan, rutinitas sehari-hari yang membosankan ditambah lagi jika anak-anaknya bandel. Kondisi tersebut diatas biasanya dilampiaskan oleh ibu-ibu dengan makan berlebih (compensation eating) rasa kenyang diidentikan dengan rasa puas, rasa aman (security feeling).  
9. FAKTOR GAYA HIDUP

Salah satu dampak negatif kemajuan teknologi adalah terjadinya pergeseran gaya hidup dan dinamis aktif menjadi malas-malasan (sedentary). Kondisi tersebut disebabkan oleh peran mesin-mesin serba otomatis yang menggantikan hampir semua pekerjaan manusia.
Keadaan tersebut menjadi tubuh surplus energi artinya nilai kalori dan asupan makan besar dibanding nilai kalori untuk aktivitas fisik, hal tersebut menyebabkan terjadinya obesitas.
BENTUK-BENTUK OBESITAS
Bentuk obesitas seseorang di bedakan menjadi dua berdasarkan distribusi lemak  dalam tubuh yaitu: 
1. Tipe android (buah apel) 
 Tipe android biasanya dialami oleh pria atau wanita yang sudah menopause (henti haih), Penumpukan lemak terjadi pada bagian tubuh atas, sekitar dada, pundak, leher dan muka. 
2. Rasio Pinggang panggul  
  Pengukuran ini dilakukan dengan membandingkan lingkar pinggang dengan lingkar panggul, jika diperoleh angka 0,6 berarti ukuran tubuh sangat ideal, namun jika diperoleh angka 0,8 atau lebih, berarti kegemukan dan berpotensi terkena gangguan kesehatan, misalnya hipertensi, sakit jantung dll
Semoga Bermanfaat 

0 komentar:

Posting Komentar